Mediasurabayanews. Surabaya — Maraknya kasus pergaulan bebas di kalangan remaja kembali menjadi perhatian serius. Menyikapi kondisi tersebut, mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya menggelar kegiatan Psikoedukasi Kesehatan Mental Kemaritiman bertema “Generasi Cerdas, Jauh dari Pergaulan Bebas” di SMP Negeri 19 Surabaya, Senin (17/11/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan siswa berusia 13–15 tahun dan bertujuan memberikan pemahaman tentang dampak negatif pergaulan bebas, kesehatan mental, serta cara membangun hubungan sosial yang sehat di lingkungan pesisir Kenjeran.
Bahaya Pergaulan Bebas: Fenomena yang Mengkhawatirkan
Berdasarkan hasil observasi mahasiswa serta wawancara dengan pihak sekolah dan masyarakat sekitar, ditemukan bahwa remaja di wilayah kecamatan Sukolilo kerap terlibat aktivitas nongkrong malam hari, konsumsi minuman beralkohol, hingga hubungan pacaran yang dinilai melampaui batas.

Kondisi ini mendorong mahasiswa untuk melakukan intervensi edukatif dengan pendekatan psikologi perkembangan dan kesehatan mental.
Kegiatan Edukatif dan Interaktif
Psikoedukasi yang berlangsung selama dua jam tersebut dibuka dengan sambutan dari Kepala SMPN 19 Surabaya Ibu Endang Estiani S.Pd., M.Pd dan Ketua Pelaksana kegiatan Hanifariz Anggri Ananta. Suasana dibuat hangat melalui kegiatan ice breaking, sebelum peserta memasuki sesi utama penyampaian materi. Kegiatan ini dilaksanakan dibawah bimbingan ibu Dr. Windah Riskasari, M.Psi., Psikolog.
Dalam pemaparan materi, peserta diperkenalkan pada:
bahaya pergaulan bebas, yang disampaikan oleh Renovaldi Kaka R.
faktor internal dan eksternal yang memengaruhi perilaku remaja, yang disampaikan oleh Hikma Reno Kurniawan
cara menjaga kesehatan mental, yang disampaikan oleh Yoga Anggara Pidekso
dan strategi menghindari tekanan teman sebaya (peer pressure), yang disampaikan oleh Cintya maharani
Kegiatan semakin interaktif melalui diskusi, role play, serta quiz yang membuat peserta antusias. Mahasiswa juga membagikan poster dan brosur berisi tips menjauhi pergaulan bebas dan membangun kebiasaan positif.
Penerimaan Positif dari Peserta
Para siswa terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan terlibat dalam simulasi kasus sosial. Guru pendamping menyampaikan bahwa kegiatan ini membantu siswa memahami risiko pergaulan bebas yang sering mereka lihat di lingkungan sekitar.
Menurut Ketua Pelaksana, Hanifariz Anggri Ananta, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada larangan, tetapi juga upaya membangun kesadaran dan kemampuan berpikir kritis remaja.
“Kami ingin mereka memahami konsekuensi dari setiap tindakan dan mampu membuat keputusan sehat ketika menghadapi tekanan sosial,” ujarnya.
Mendorong Lingkungan Remaja yang Lebih Sehat
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama panitia dan peserta. Pihak sekolah berharap kegiatan serupa dapat menjadi program berkelanjutan, mengingat remaja merupakan kelompok rentan yang membutuhkan pendampingan edukatif.
Melalui psikoedukasi ini, mahasiswa UHT berharap dapat berkontribusi dalam pembentukan karakter remaja pesisir yang lebih kuat, sehat secara mental, dan mampu menjaga diri dari pengaruh buruk pergaulan bebas.
MEDIA CEENTER PSIKOLOGI UHT, 2025














