*Pendidikan

Diusir dari Sidang DPRD, Ini Penjelasan Berkelas Alimudin Baedu

1622
×

Diusir dari Sidang DPRD, Ini Penjelasan Berkelas Alimudin Baedu

Sebarkan artikel ini
Alimudin Baedu saat berbicara pada pertemuan dengan warga Pangkep di Bintuni, bertempat di kediaman H. Sabir di SP 1, Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (15/9/2024). (angleng ken/aspirasipapua.id)

BINTUNI – Bakal calon wakil bupati Teluk Bintuni, Dr Drs Alimudin Baedu MM menceritakan kisah tidak mengenakkan yang dialaminya saat menghadiri sidang di DPRD Teluk Bintuni belum lama ini. Saat itu ada seorang anggota DPRD yang menolak berjabat tangan dengannya, bahkan mengusirnya dari ruang sidang.

“Kamu keluar dari sini karena kamu sudah berpolitik praktis,” kata Alimudin menirukan ucapan anggota Dewan tersebut. “Sebenarnya hati saya menangis. Tapi sebagai orang Pangkep tidak boleh cengeng,” lanjutnya.

“Saya maknai, inilah politik. Ternyata politik itu sangat kejam. Politik itu kadang mengabaikan yang namanya silaturahim. Padahal seharusnya tidak seperti itu,” sambungnya lagi.

Hal itu ia sampaikan saat pertemuan dengan warga Pangkep di kediaman H. Sabir, SP 1, Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (15/9/2024).

Pertemuan itu dihadiri, Ketua DPRD Simon Dowansiba yang hadir selaku kader Partai Nasdem -parpol pengusung calon bupati Daniel Asmorom – wakil bupati Alimudin Baedu (DAMAI), tokoh pemuda Agustinus Orosomna, tokoh dan ratusan masyarakat Pangkep (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan di Sulawesi Selatan daerah asal Alimudin Baedu).

Ia lalu menjelaskan tiga alasan kehadirannya pada sidang Dewan tersebut. Pertama, diundang resmi, kemudian ke dua karena masih menjabat sebagai Kepala Bappeda Teluk Bintuni, dan ke tiga masih berstatus sebagai ASN (aparatur sipil negara).

“Sehingga saya punya hak untuk hadir di sini (sidang DPRD). Beliau (Ketua DPRD) saat membuka menyatakan sidang terbuka untuk umum. Artinya siapapun boleh hadir,” ujar Alimudin.

Alimudin merasa perlu menyampaikan masalah tersebut dalam pertemuan dengan warga Pangkep bahwa berpolitik itu harus santun. Politik tidak harus melahirkan perpecahan memutus silaturahim.

“Boleh orang Pangkep tidak pilih saya, tapi jangan benci saya,” tutur Alimudin disambut tepuk tangan riuh hadirin. (ist/ken)

banner 325x300