www.mediasurabayanews.com, Madiun – Di Tengah gejolak konflik dan protes akan kenaikan Pajak, Perekonomian Kota Madiun terus menunjukkan tren stabil. Hingga Agustus 2025, realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sudah mencapai 74,71 persen atau sekitar Rp 103 miliar dari target Rp 138 miliar.

Sebagai perbandingan, PAD Kota Madiun pada 2023 tercatat Rp 115 miliar dari target Rp 104 miliar. Sementara pada 2024, realisasi PAD berhasil menembus Rp 122,3 miliar atau surplus 11,59 persen dari target Rp 109,6 miliar.
Kepala Bapenda Kota Madiun, Jariyanto, menjelaskan bahwa penyumbang terbesar PAD berasal dari pajak barang dan jasa tertentu (PPJT) khususnya sektor makanan dan minuman, dengan realisasi Rp 20,25 miliar dari target Rp 22,5 miliar. Sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) juga memberi kontribusi signifikan sekitar Rp 20,2 miliar.ujarnya kepada MSNews dan LKNews

“Seluruh sektor sudah cukup dominan dengan capaian rata-rata di atas 70 persen. Mulai pajak perhotelan, PPJT makanan dan minuman, PBB, opsen PKB dan BBNKB, hingga pajak hiburan, reklame, parkir, air, listrik, dan BPHTB,” ujarnya, pada Jumat (29/08/2025).
Menurut Jariyanto, capaian tersebut mencerminkan kondisi ekonomi Kota Madiun yang tetap stabil. Hal ini didukung upaya pemerintah daerah selalu dalam menekan inflasi, operasi pasar murah untuk Sembako, mendorong pertumbuhan UMKM, sektor pariwisata, hingga kelancaran investasi. Ia optimistis realisasi PAD tahun ini bisa mencapai 100 persen.
Untuk 2025, strategi penguatan PAD akan difokuskan pada optimalisasi penagihan, baik melalui petugas lapangan maupun sistem pembayaran pajak secara online.
“Harapan kami, masyarakat semakin taat membayar pajak. Karena pada akhirnya, pajak dikelola kembali untuk pembangunan kota yang manfaatnya kembali ke masyarakat,” pungkasnya kepada MSNews. (Bintang)