*Pendidikan

Daniel Asmorom: Pasangan DAMAI, Pasangan yang Disetting Tuhan

138
×

Daniel Asmorom: Pasangan DAMAI, Pasangan yang Disetting Tuhan

Sebarkan artikel ini
Daniel Asmorom (pegang mikrofon) dan Amilmudin Baedu (2 dari kiri) saat berkampanye di Distrik Tuhiba, tepatnya di Kampung Kucir, Selasa (15/10/2024) sore. (angleng ken/aspirasipapua.id)

TELUK BINTUNI – Calon bupati Teluk Bintuni nomor urut dua, Daniel Asmorom menegaskan, suku besar Arfak di Teluk Bintuni yaitu Moskona, Sough, dan Meyah yang mendiami kawasan pegunungan memiliki harga diri dan adat yang keras.

“Kalau ada orang Arfak yang tidak hargai orang Arfak, itu dia bukan orang Arfak. Itu orang yang hanya cari untuk perutnya sendiri. Tidak berpikir suku besar, tidak berpikir adat,” kata Daniel Asmorom.

Hal itu ia sampaikan saat dirinya bersama calon wakil bupati Alimudin Baedu (DAMAI) berkampanye di Distrik Tuhiba, tepatnya di Kampung Kucir, Selasa (15/10/2024) sore.

Dihadapan massanya, Daniel mengatakan, 20 tahun suku Moskona, Sough, Meyah, telah mendukung bupati asal tujuh suku yang mendiami kawasan pesisir/dataran yaitu Alfons Manibui dan Petrus Kasihiw. Sementara itu, putra terbaik Arfak menjabat sebagai Ketua SPRD Teluk Bintuni, yaitu dirinya sendiri dan Simon Dowansiba masing-masing 10 tahun.

Pada pilkada 2024 ini, lanjutnya, dirinya sebagai orang Arfak maju menjadi satu-satunya kandidat calon bupati berpasangan dengan Alumidn Baedu mewakili suku Nusantara di Teluk Bintuni. Karena itu, ia meminta kepada seluruh orang Moskona, Sough, dan Meyah tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memilih dan memenangkan dirinya.

Daniel menceritakan, bahwa awalnya dirinya hendak berpasangan dengan politisi partai Nasdem, Samsudin Seknun (anggota DPRD Papua Barat). Sedangkan Alimudin berpasangan dengan kandidat bupati lainnya. Namun karena kehendak Tuhan, semua itu batal. Akhirnya, dirinya justru berpasangan dengan Alimudin.

Ia menjelaskan, jika dirinya jadi berpasangan dengan Samsudin, kurang tepat karena keduanya politisi. Karena itu ia tidak ragu berpasangan dengan Alimudin seorang kepala Bappeda (birokrat) yang memegang semua data rencana pembangunan daerah Teluk Bintuni.

“Puji Tuhan, pasangan ini (DAMAI), pasangan yang disetting oleh Tuhan. Siapa yang tidak percaya, silakan, tapi yang percaya katakan amin. Kita bisa lihat arus dukungan yang luar biasa. Saya sakit satu bulan lebih saya tidak kerja, tapi arus dukungan itu terus datang,” ujar Daniel.

Lebih lanjut Daniel Asmorom mengatakan, sejak maju sebagai calon wakil bupati, Alimudin Baedu mendapat hantaman hinaan, caci maki dari pihak yang tidak suka. Namun ia memastikan bahwa jasa Alimudin sebagai pejabat pemerintah sangat besar kepada masyarakat Teluk Bintuni.

Daniel mengungkapkan, pendidikan dan kesehatan gratis, bantuan modal usaha untuk orang asli Papua, program padat karya itu semua hasil pemikiran dari Bapak Alimudin. Tapi Alimudin tidak bisa mengeksekusi karena dia bawahan bupati dan wakil bupati. “Kalau kami menang, nanti kami dua sebagai eksekutornya,” pungkasnya. (ist/ken)

banner 325x300