aspirasipapua.id. TELUK BINTUNI – Calon wakil bupati Teluk Bintuni, Alimudin Baedu menyindir pihak lain yang selalu memunculkan isu “orang baik” untuk jadi pertimbangan memilih calon bupati – wakil bupati pada Pilkada 2024. Baginya, orang baik itu banyak di gereja dan masjid.
Menurut Alimudin, untuk menjadi seorang pemimpin daerah hanya bermodal “baik” itu tidak cukup, karena pemimpin itu juga harus cerdas, berpengalaman, serta memiliki leadership dan manajerial yang mumpuni.
“Pemimpin itu bukan soal baik. Tetapi pemimpin itu dilihat dari karya dan programnya. Ketika saya bangun masjid di Kampung Lama kalau ada yang bilang masjid itu tidak yang terbaik di Teluk Bintuni, makanya harus diperiksa,” ujar Alimudin.
Lalu, Alimudin menceritakan kisah awal pembangunan masjid tersebut. Saat itu, dirinya menemui Haris Tahir, tokoh muslim di Teluk Bintuni. “Umat nasrani telah membangun gereja yang bagus-bagus, masak kita umat muslim tidak bisa membangun masjid yang bagus,” kata Alimudin kepada Haris.
Pada kesempatan itu, Alimudin meminta Haris menunjuk dirinya sebagai ketua panitia pembangunan masjid dan akhirnya berhasil membangun masjid terbaik di Kampung Lama.
Hal itu disampaikan Alimudin dalam orasinya saat kampanye bersama warga Buton di Teluk Bintuni bertajuk “Buton Bersatu untuk DAMAI” pada Minggu (13/10/2024) malam. Kampanye ini juga dihadiri calon bupati Daniel Asmorom (DAMAI).
Lebih lanjut Alimudin mengatakan, wilayah Teluk Bintuni 15 kali lebih luas dari Buton, Sulawesi Tenggara. Sehingga tantangan membangun Teluk Bintuni jelas lebih sulit dari membangun Buton. Meski begitu seorang pemimpin cerdas dan berpengalaman akan menjadikan kesulitan itu menjadi tantangan membangun daerah yang dipimpinnya menjadi lebih baik.
“Kita akan memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas diiikuti peningkatan kesejahteraan petugas-petugas dibidang kesehatan. Guru-guru juga harus kita tingkatkan kesejahteraannnya,” ujar Alimudin dihadapan massa yang memadati empat tenda besar.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Alimudin, tidak bisa diselesaikan hanya bermodal visi misi yang selalu baik. Sebaliknya, yang bisa mewujudkannya adalah pemimpin yang memiliki konsep dan strategi berdasarkan masalah-masalah yang ada dilapangan.
“Makanya saya setuju dengan Ustadz Mahamaddin, membangun tanpa membongkar. Itu susah tapi ada caranya,” tutur Alimudin. Ustadz Mahamaddin merupakan tokoh Buton di Teluk Bintuni yang juga hadir dalam kampanye tersebut.
Selanjutnya, Alimudin menyampaikan masalah penanganan ekonomi dengan bahasa dan contoh-contoh yang mudah dipahami. (ist/ken)