*Daerah

Pesta Kebudayaan Kedungkandang 2025 Wujud Ngalam Asik dan Ngalam Laris

706
×

Pesta Kebudayaan Kedungkandang 2025 Wujud Ngalam Asik dan Ngalam Laris

Sebarkan artikel ini
Pesta Kebudayaan Kedungkandang 2025 Wujud Ngalam Asik dan Ngalam Laris

Malang – Komitmen untuk terus melestarikan kebudayaan lokal terus digaungkan. Kali ini, Kecamatan Kedungkandang menggelar Pesta Kebudayaan Kedungkandang 2025, Minggu (23/11/2025). Kegiatan yang dihelat di sepanjang Jalan Paniai Utara, Sawojajar ini menjadi sebuah ruang kreatif untuk menampilkan beragam seni dan tradisi dari 12 kelurahan se-Kecamatan Kedungkandang, sekaligus menjadi wadah pengembangan UMKM lokal.

Camat Kedungkandang Fahmi Fauzan AZ., memberikan sambutan Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan AZ., menyebut Pesta Kebudayaan ini sebagai implementas

Camat Kedungkandang Fahmi Fauzan AZ., memberikan sambutan

i nyata dari Dasa Bakti Kota Malang, yakni Ngalam Asyik dan Ngalam Laris. Selain pertunjukan seni, warga juga dapat menikmati bazar kuliner, serta pameran yang menampilkan berbagai alat kesenian tradisional dan workshop batik ciprat Arjowinangun.

“Ngalam Asyik karena kita menghidupkan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Kecamatan Kedungkandang. Ngalam Laris karena kita memberi ruang bagi para pelaku UMKM binaan PKK Kecamatan dan PKK Kelurahan. Ini adalah sebagai bentuk sinergi antara pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” beber Fahmi.

Kecamatan Kedungkandang memiliki kekayaan kesenian tradisi yang melimpah. Oleh karena itu, rangkaian acara ini menampilkan kesenian unggulan dari 12 kelurahan, seperti Pencak Silat, Bantengan, Jaran Kepang, Marlena, dan Ujung. Pembukaan kegiatan ini juga ditandai dengan pemakaian udeng sebagai simbol ajakan untuk bersama melestarikan budaya lokal.

Pada puncak acara yang dilaksanakan pada malam harinya, akan ditampilkan ludruk dengan lakon ‘Karso Brewok Alap-Alap Gunung Buring’. “Ludruk Malangan ini sudah sangat jarang kita jumpai. Kesempatan ini kami gunakan untuk membangkitkan kesenian ini kembali,” jelas Fahmi.

Pada kesempatan ini pun, Camat Kedungkandang juga memperkenalkan logo terbaru Kecamatan Kedungkandang yang sarat makna. Fahmi berharap penggunaan logo ini dapat diperluas dalam berbagai kegiatan, sehingga menjadi identitas visual kuat bagi Kecamatan Kedungkandang.

Acara juga diisi dengan talkshow terkait pelestarian budaya lokal Kota Malang. Hadir sebagai narasumber Anggota DPRD Kota Malang, Sony Rudiwiyanto dan Agoes Marhaenta. Sony menekankan perlunya regenerasi agar seni tradisi seperti Tari Topeng dan Karawitan Jawa Timuran tidak hilang di tengah derasnya arus globalisasi. Minimnya ruang pertunjukan disebutnya sebagai salah satu tantangan utama. “Panggung pertunjukan ini menjadi salah satu cara agar budaya lokal ini tetap ada, sekaligus agar generasi muda juga kenal dan tertarik pada kebudayaan,” tuturnya.

Sementara itu, Agoes Marhaenta, menekankan pada pentingnya integrasi kebudayaan dalam dunia pendidikan. Menurutnya, kampus dengan program studi terkait budaya harus dilibatkan lebih aktif dalam sosialisasi dan kegiatan pelestarian. (Handik K/ Bidang Komunikasi dan Informasi Publik)