*Nasional

Ekspansi Besar GMFI di Kertajati, Garuda Bidik Seluruh Pesawat Aktif Tahun Depan

707
×

Ekspansi Besar GMFI di Kertajati, Garuda Bidik Seluruh Pesawat Aktif Tahun Depan

Sebarkan artikel ini
Ekspansi Besar GMFI di Kertajati, Garuda Bidik Seluruh Pesawat Aktif Tahun Depan

www.mediasurabayanews.com, Jakarta – Dua BUMN di sektor aviasi, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), tengah menyiapkan langkah besar yang diperkirakan memberi dampak signifikan bagi industri penerbangan nasional.

GMFI resmi bekerja sama dengan PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) untuk membangun kawasan Kertajati Aerospace Park melalui skema kerja sama operasi (KSO).

Kawasan seluas 84 hektare di Bandara Kertajati itu akan dikembangkan sebagai pusat industri kedirgantaraan terpadu.

Nantinya, area ini akan menampung berbagai fasilitas seperti Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) untuk pesawat sipil dan militer, bengkel permesinan dan komponen, zona manufaktur, pusat pelatihan dan riset, hingga business center yang terintegrasi dengan infrastruktur bandara. GMFI dan BIJB akan bertindak sebagai pengelola utama kawasan tersebut.

Investasi untuk proyek ini dilakukan secara bertahap. Pada fase awal, nilai investasi mencapai sekitar US$8 juta atau Rp133,6 miliar, dan diproyeksikan meningkat hingga US$771 juta sepanjang periode kerja sama jangka panjang.

Proyek besar ini juga diharapkan mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan memperkuat rantai pasok industri kedirgantaraan serta pertahanan Indonesia.

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi, menyebut pengembangan Kertajati Aerospace Park merupakan fondasi baru bagi ekspansi perusahaan.

“Ini bukan hanya soal memperluas bisnis, tetapi bagian dari misi kami untuk memperkuat kemandirian Indonesia di sektor kedirgantaraan, baik komersial maupun pertahanan,” tuturnya.

Tahap awal pembangunan akan dimulai dari penyusunan masterplan, kemudian dilanjutkan dengan penjajakan investasi dan kolaborasi strategis bersama mitra industri, termasuk produsen pesawat global dan institusi pendidikan maupun riset.

Groundbreaking pertama ditargetkan dapat segera dilakukan, dimulai dengan pembangunan fasilitas perawatan pesawat rotary wing, di mana GMF akan berperan sebagai anchor tenant. Secara bertahap, GMF juga akan memusatkan layanan MRO pertahanan dimulai dari perawatan mesin turboprop di kawasan baru tersebut.

Di sisi lain, holding operasional Danantara Indonesia melalui PT Danantara Asset Management (Persero) tengah fokus memastikan seluruh armada Garuda Indonesia dapat kembali beroperasi.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy, menegaskan bahwa mengembalikan pesawat yang saat ini dalam kondisi grounded menjadi prioritas utama, mengingat pendapatan maskapai sangat bergantung pada jumlah armada yang aktif. Pesawat yang tidak terbang justru menambah beban karena biaya leasing dan operasional tetap berjalan.

Jika penundaan berlangsung terlalu lama, kerugian maskapai akan semakin besar. Karena itu, Danantara menargetkan seluruh pesawat Garuda yang masih grounded dapat kembali mengudara secara bertahap mulai tahun depan.

“Prioritas utama adalah return to service. Target kami, tahun depan seluruh armada yang saat ini belum beroperasi bisa kembali terbang secara bertahap,” ujar Febriany di Wisma Danantara.(Satriya/Info Penerbangan)